BAB I
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENYAKIT KWASHIORKOR
Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna Indrawati,1994). Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995).
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
B. GEJALA DARI PENYAKIT KWASHIORKOR
1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki (dorsum pedis)
2. Wajah membulat dan sembab
3. Otot-otot mengecil (penurunan massa otot)
4. Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis, lethargia, iritabilitas
5. Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
6. Pembesaran hati
7. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dan diare/mencret
8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
10. Pandangan mata anak nampak sayu
11. Gagal untuk menambah berat badan
12. Pertumbuhan linier terhenti
13. Pada keadaan berat / akhir dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.
C. PENYEBAB DARI PENYAKIT KWASHIORKOR
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
D. PROSES METABOLISME PROTEIN PADA PENDERITA KWASHIORKOR
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.
E. CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT KWASHIORKOR
v PENGOBATAN DENGAN CARA :
· DIIETIK
a. Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal
Kebutuhan normal
0-3 tahun : 150 – 175 kcal/kg/hari, diberikan bertahap
Mg I : Fase stabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)
Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari
Mg II : Fase transisi ( 150% dari kebutuhan normal)
Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari
Mg III : Fase rehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan normal)
Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari
· PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN
Vitamin A → 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)
Vitamin D + B kompleks + C
· MINERAL
Jumlah cairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)
Kalau edem dikurangi .Porsi kecil tetapi sering
v PENCEGAHAN
dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori). Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup lemak dan protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus disediakan dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelai.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
· Penyakit kwashiorkor adalah keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang .
· Kwashiorkor Disebabkan oleh pola makan , factor social , factor ekonomi dan infeksi penyakit lain .
· Kwashiorkor Dengan gejala : wajah sembab , otot mengecil , pembesaran hati , tidak mau makan , berat badan tidak kunjung naik dsb
· Pencegahan penyebab kwashiorkor : dengan diit dan penambahan suplemen .
SARAN
· Agar lebih memperhatikan pola makan dan istirahat kita, agar terhindar dari penyakit kwashiorkor.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bocah berusia 8 tahun, Wirayudha atau biasa dipanggil Wira, terbaring lemah di RS Dompet Dhuafa, Bogor. Wira yang hanya memiliki berat badan 11 kg ini menjalani perawatan di Ruang Isolasi Anak karena mengidap Marasmus Kwashiorkor atau penyakit gizi buruk karena kekurangan kalori dan protein.
"Pasien mengalami gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori atau nama lainnya Marasmus Kwashiorkor. Kalau kondisi kulitnya, itu disebabkan kurangnya asupan nutrisi ke tubuh pasien," kata dr Juprialdy saat ditemui di RS Dompet Dhuafa, Jalan Raya Parung-Bogor, Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (29/04/2013).
Anak kedua dari empat bersaudara ini adalah putra dari pasangan Rohman (37) dan Enung (25) yang beralamat di Kampung Leuweng Gede, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Wira tampak lemah tak mampu banyak bergerak. Wira lebih banyak berkomunikasi dengan orang tuanya dengan menangis.
Tubuhnya kurus, tulangnya tampak jelas menonjol di balik kulitnya yang tipis. Tak hanya itu, seluruh kulit di tubuh bocah ini mengelupas dan mengering.
"Sekarang pasien masih dalam penanganan. Sesuai kebutuhan tubuhnya, kita berikan asupan nutrisi, vitamin dan protein untuk menyeimbangkan kondisi tubuhnya," terang Juprialdy.
Pihak dokter memperkirakan butuh waktu lebih dari satu bulan untuk memulihkan kondisi Wira. "Semua pengobatan di sini gratis," katanya.
Kondisi Wira ini tak lepas dari kondisi perekonomian keluarganya yang berkekurangan. Sang ayah sehari-hari berjualan daun salam di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Sedangkan sang ibu yang menjadi buruh penggarap sawah tak memiliki penghasilan pasti.
Wira sudah dua kali ambruk akibat kondisi gizi buruknya. Tiga bulan yang lalu Wira sempat dirawat di RSUD Cibinong selama 10 hari karena penyakit yang sama. Namun, sang ayah mengatakan setelah beberapa hari dirawat di rumah, kondisi Wira kembali menurun. "Sempat dibawa ke Puskesmas. Tapi katanya kena gizi buruk lagi, terus dirujuk lagi ke sini (RS dompet Dhuafa)," kata Rohman.
Penanganan gizi buruk seharusnya tidak hanya dilakukan kepada pasien, tapi juga kepada orangtua pasien. Pengetahuan dan solusi ekonomi juga dianggap penting agar pasien yang sudah sehat tidak kembali mengalami kondisi gizi buruk.
a. Tujuan penulisan
Ø Agar dapat mengetahui suatu penyakit, yaitu penyakit kwashiorkor yang salah satunya disebabkan karena kekurangan protein.
b. Rumusan Masalah
a) Pengertian Penyakit Kwashiorkor
b) Gejala dari penyakit kwashiorkor
c) Penyebab dari penyakit kwashiorkor
d) Proses metabolisme protein pada penderita kwashiorkor
e) Cara mencegah dan mengobati penyakit kwashiorkor
A. LATAR BELAKANG
Bocah berusia 8 tahun, Wirayudha atau biasa dipanggil Wira, terbaring lemah di RS Dompet Dhuafa, Bogor. Wira yang hanya memiliki berat badan 11 kg ini menjalani perawatan di Ruang Isolasi Anak karena mengidap Marasmus Kwashiorkor atau penyakit gizi buruk karena kekurangan kalori dan protein.
"Pasien mengalami gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori atau nama lainnya Marasmus Kwashiorkor. Kalau kondisi kulitnya, itu disebabkan kurangnya asupan nutrisi ke tubuh pasien," kata dr Juprialdy saat ditemui di RS Dompet Dhuafa, Jalan Raya Parung-Bogor, Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (29/04/2013).
Anak kedua dari empat bersaudara ini adalah putra dari pasangan Rohman (37) dan Enung (25) yang beralamat di Kampung Leuweng Gede, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Wira tampak lemah tak mampu banyak bergerak. Wira lebih banyak berkomunikasi dengan orang tuanya dengan menangis.
Tubuhnya kurus, tulangnya tampak jelas menonjol di balik kulitnya yang tipis. Tak hanya itu, seluruh kulit di tubuh bocah ini mengelupas dan mengering.
"Sekarang pasien masih dalam penanganan. Sesuai kebutuhan tubuhnya, kita berikan asupan nutrisi, vitamin dan protein untuk menyeimbangkan kondisi tubuhnya," terang Juprialdy.
Pihak dokter memperkirakan butuh waktu lebih dari satu bulan untuk memulihkan kondisi Wira. "Semua pengobatan di sini gratis," katanya.
Kondisi Wira ini tak lepas dari kondisi perekonomian keluarganya yang berkekurangan. Sang ayah sehari-hari berjualan daun salam di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Sedangkan sang ibu yang menjadi buruh penggarap sawah tak memiliki penghasilan pasti.
Wira sudah dua kali ambruk akibat kondisi gizi buruknya. Tiga bulan yang lalu Wira sempat dirawat di RSUD Cibinong selama 10 hari karena penyakit yang sama. Namun, sang ayah mengatakan setelah beberapa hari dirawat di rumah, kondisi Wira kembali menurun. "Sempat dibawa ke Puskesmas. Tapi katanya kena gizi buruk lagi, terus dirujuk lagi ke sini (RS dompet Dhuafa)," kata Rohman.
Penanganan gizi buruk seharusnya tidak hanya dilakukan kepada pasien, tapi juga kepada orangtua pasien. Pengetahuan dan solusi ekonomi juga dianggap penting agar pasien yang sudah sehat tidak kembali mengalami kondisi gizi buruk.
a. Tujuan penulisan
Ø Agar dapat mengetahui suatu penyakit, yaitu penyakit kwashiorkor yang salah satunya disebabkan karena kekurangan protein.
b. Rumusan Masalah
a) Pengertian Penyakit Kwashiorkor
b) Gejala dari penyakit kwashiorkor
c) Penyebab dari penyakit kwashiorkor
d) Proses metabolisme protein pada penderita kwashiorkor
e) Cara mencegah dan mengobati penyakit kwashiorkor
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENYAKIT KWASHIORKOR
Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna Indrawati,1994). Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995).
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
B. GEJALA DARI PENYAKIT KWASHIORKOR
1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki (dorsum pedis)
2. Wajah membulat dan sembab
3. Otot-otot mengecil (penurunan massa otot)
4. Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis, lethargia, iritabilitas
5. Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
6. Pembesaran hati
7. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dan diare/mencret
8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
10. Pandangan mata anak nampak sayu
11. Gagal untuk menambah berat badan
12. Pertumbuhan linier terhenti
13. Pada keadaan berat / akhir dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.
C. PENYEBAB DARI PENYAKIT KWASHIORKOR
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
D. PROSES METABOLISME PROTEIN PADA PENDERITA KWASHIORKOR
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.
E. CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT KWASHIORKOR
v PENGOBATAN DENGAN CARA :
· DIIETIK
a. Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal
Kebutuhan normal
0-3 tahun : 150 – 175 kcal/kg/hari, diberikan bertahap
Mg I : Fase stabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)
Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari
Mg II : Fase transisi ( 150% dari kebutuhan normal)
Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari
Mg III : Fase rehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan normal)
Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari
· PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN
Vitamin A → 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)
Vitamin D + B kompleks + C
· MINERAL
Jumlah cairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)
Kalau edem dikurangi .Porsi kecil tetapi sering
v PENCEGAHAN
dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori). Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup lemak dan protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus disediakan dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelai.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
· Penyakit kwashiorkor adalah keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang .
· Kwashiorkor Disebabkan oleh pola makan , factor social , factor ekonomi dan infeksi penyakit lain .
· Kwashiorkor Dengan gejala : wajah sembab , otot mengecil , pembesaran hati , tidak mau makan , berat badan tidak kunjung naik dsb
· Pencegahan penyebab kwashiorkor : dengan diit dan penambahan suplemen .
SARAN
· Agar lebih memperhatikan pola makan dan istirahat kita, agar terhindar dari penyakit kwashiorkor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar