music online

Sabtu, 07 Desember 2013

Laporan Pendahuluan Diare

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Diare adalah buang air besar ( BAB ) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya ( normal 100 – 200 cc/ jam tinja ). Dengan tinja terbentuk cair atau setengah padat, disertai dengan frekuensi yang meningkat.

Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam/ hari. ( WHO: 1980 ). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi 1 kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair ( Suriadi, 2001: 83 )

Dari ketiga pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa diare merupakan penyakit pada sistem gastrointestinal yang ditandai dengan BAB cair lebih dari tiga kali atau lebih yang bercampur lendir dan darah atau hanya lendir.

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi :

a. Proses Mekanis yaitu pengunyahan gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung, yang termasuk proses mekanis adalah ingesti mastikasi dan deglutisi.

b. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-
molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada
di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil
pencernaan, yang termasuk pada proses kimiawi adalah digesti, absorbsi dan defekasi.

Gambar Sistem Pencernaan

3. Patofosiologi
Masukan makanan/ minuman yang terkontaminasi
Infeksi Mukosa Usus
Makanan/ zat tidak dapat diserap
Menimbulkan rangsangan tertentu yaitu: menimbulkan mekanisme tubuh untuk mngeluarkan toksin. Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
Tekanan Osmotik dalam rongga usus meninggi
Peningkatan gerak usus (peristaltik)
Terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus
Berkurangnya usus menyerap makanan

DIARE
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Resiko kekurangan cairan dan elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan nutrisi < kebutuhan

4. Etiologi

Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi ), makanan dan faktor pisikologis.

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Enternal

Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi internal ini meliputi:

1) Infeksi Bakteri: Vibrio, E.coli, salmonella, shigela, campylobacter , yersinia, aeromonas.

2) Infeksi Virus : enterovirus ( cirus ECHO, coxsackie, poliomyelitis), adeno virus, rotavirus, astrovirus.

3) Infeksi Parasit : cacing ( ascaris, gtrichuris, oxyuris, strongyloidies ); protozoa (entamoeba hystolictica, giardia lamblia, trichomonas haminis ); jamur (candida albacans )

b. Infeksi parenteral

Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsilitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumonia, encepphatilis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorpsi, terdiri dari :

a. Malabsorpsi karbohidrat : Disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa ) monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa ).

b. Malabsorpsi Lemak

c. Malabsorpsi Protein

3. Faktor Makanan :Makanan basi,beracun, alergi terhadap makanan .

4. Faktor Psikologis :Rasa takut dan cemas ( jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar ). ( Ngastiyah ,2005 : 226 )



5. Gambaran Klinis

Mula-mula klien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir dan darah, warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercanpur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbpsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolit. Gejala dehidrasi mulai tampak yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung ( pada bayi ), selaput lendir dan mulut serta kulit tampak kering ( Ngastiyah, 2005: 225 )

6. Komplikasi dan Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia

1) Komplikasi

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

b. Renjatan hivopolemik.

c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,bradikardia, perubahan elektrokardiogram )

d. Hipoglikemia

e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisit enzim laktase

f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik .

g. Malnutrisi energi protein, ( akibat muntah dan diare jika lama atau kronik )

h. Aktifitas terganggu .

Penderita dengan dehidrasi akan terjadi kelemahan otot. Kelemahan juga dapat disebebkan oleh pemasukan nutrisi yang kurang sehingga metabolisme untuk pemenuhan energi dalam tubuh berkurang. ( Ngastiyah,2005:225 )

2) Dampak

d. Cairan dan Elektrolit

Akibat dari makanan atau zat lain yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan osmotik dan rongga usus meningkat sehingga akan tejadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus yang berlebihan.

e. Nutrisi

Anak yang menderita diare dan muntah cenderung kehilangan nutrisi yang disebabkan karena kurangnya nafsu makan yang disertai mual dan muntah.

f. Gangguan Eliminasi

Pada penderita diare terjadi peningkatan frekuensi BAB dengan konsistensi cair. Peningkatan peristaltik usus yang berlebihan akan memperkecil penyerapan.

g. Integritas Kulit

Dengan sering BAB cair dan susunan feces yang asam akan mempermudah timbulnya iritasi.

h. Istirahat tidur



Dapat disebabkan karena adanya perubahan peningkatan frekuensi BAB dan biasanya disebabkan karena pearsaan tidak enak diperut. Pada anak faktor hospitalisasi juga dapat menjadi penyebab terjadi gangguan istirahat tidur karena adanya suasana asing dan baru.

i. Rasa Aman

Kecemasan penyakit diare yang diderita dapat menyebabkan rasa kecemasan pada orang tua yang kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita oleh anak. ( Taucher, 1998 : 48 )

7. Penatalaksanaan

a. Pengobatan Diare Dehidrasi Ringan Sampai Sedang

Apabila diare berlangsung lebih dari 4 kali sehari dan volume setiap kali buang air besar cukup banyak ( 25-100 kali ml/kgBB/hari ) atau setiap jam lebih dari 2 kali maka penderita mungkin akan jatuh ke dalam dehidrasi sedang bahkan dehidrasi berat, bila tidak diberi minum cukup banyak, apalagi bila dipuasakan atau semua makanan minumannya dihentikan. Bila penderita sudah jatuh dalam keadaan dehidrasi ringan dan sedang maka harus segera diberi cairan rehidrasi oral lengkap (oralit).

Penanganan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat sedang atau ringan adalah apabila terdapat 2 atau lebih gejala dalam golongan tersebut dengan catatan selalu memikirkan resiko yang lebih tinggi ( misal : terdapat 2 gejala dehidrasi berat dan 5 gejala dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukan dalam golongan dehidrasi berat).

Bila berat badan anak sebelumnya telah diketahui jumlah CRO yang harus diberikan ialah sebanyak 100 ml/ kgBB dan harus habis dalam 3 jam. Bila penderita masih haus dan masih ingin minum harus diberi lagi. Sebaliknya bila dengan jumlah di atas kelopak mata menjadi bengkak, pemberian cairan CRO harus dihentikan sementara dan berilah air putih atau air tawar. Bila oedema kelopak mata sudah hilang CRO dapat diberikan lagi. Bila penderita muntah, tunggu 10 menit dan kemudian berikan lagi sedikit demi sedikit tetapi sering ( frequent small drinking )

Selain CRO (oralit), ASI dan makanan sehari-hari yang tidak merangsang harus tetap diberikan. Setelah 3 jam kemudian diadakan evaluasi mengenai keadaan penderita apakah keadaan membaik, tetap atau memburuk. Bila membaik dapat diberikan cairan rumat ( maintenance) sebagai berikut : untuk bayi di bawah 1 tahun diberikan oralit sebanyak 100 ml (1/2 gelas ) setiap kali BAB, anak balita 200 ml (1 gelas), diatas 5 tahun 400 ml ( 2 gelas ) dan diatas 12 tahun serta orang dewasa 600 ml (3 gelas) setiap kali BAB, sedangkan makanan dan minuman sehari-hari harus tetap diberikan. Setelah sembuh dari diare harus diberikan makanan ekstra satu kali sehari selama 1 minggu untuk mengejar ketinggalan pertumbuhannya. (Markum, 1996 :450).

b. Pengobatan diare berat

Bila diare begitu hebat dan disertai muntah, dalam waktu pendek penderita dapat jatuh kedalam dehidrasi berat. Dalam keadaan ini pengobatan yang terbaik adalah dengan pemberian cairan parental. Tetapi hal ini hanya dapat dikerjakan di rumah sakit atau puskesmas. Sebelum penderita dibawa ke puskesmas atau rumah sakit, dapat diberikan cairan rehidrasi oral ad libitum atau 200ml/kgBB.

Tujuan dari pengobatan cairan ini adalah untuk mencegah penderita menjadi bertambah berat atau jatuh kedalam keadan shock. Pengobatan yang terbaik adalah dengan rehidrasi parenteral. ( Markum, 1996: 451 )

8. Pencegahan

Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:

a.Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:

1) sebelum makan,

2) setelah buang air besar,

3) sebelum memegang bayi,

4) setelah menceboki anak dan

5) sebelum menyiapkan makanan;

b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;

c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);

d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.



B. Pendekatan Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien, keluarga, orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan konstribusi perawat dalam mengurangi atau mengatasi masalah-masalah klien.

Perawat berusaha keras mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui penerapan lima tahap proses keperawatan itu, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan ( Allen, 1998 : 21 )

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan. ( Nursalam, 2001 : 7 )

a. Identitas

1) Identitas Klien : Jenis kelamin, umur, agama, suku bangsa, dan nomor Register.

2) Identitas Penanggung Jawab : Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, status, pekerjaan, pendidikan, agama, dan hubungan dengn klien.

b. Riwayat Penyakit

1) Keluhan Utama : Pada umumnya klien mengeluh BAB sering dengan konsistensi cair disertai dengan demam.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang : Pada umumnya klien akan dibawa ke rumah sakit dengan keluhan BAB sering, lemah, dan demam, kadang disertai nyeri perut, dan klien gelisah.

3) Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit dahulu mungkin ada hubugannya dengan penyakit sekarang, sehingga perlu dikaji:

a) Mempunyai riwayat infeksi saluran pencernaan atau klien mempunyai faktor-faktor pendukung.

b) Lingkungan sekitar klien : keadaan rumah dan lingkungan serta kebiasaan keluarga dalam pengkajian makanan

4) Riwayat Penyakit keluarga : perlu di kaji apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama,perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran sosial,budaya,dan kesehatan keluarga lain,usia daan kesehatan atau

5) usia dan penyebab kematian, dari orang tua, saudara kandung, pasangan hidup dan anak-anak.

6) Riwayat kehamilan dan persalinan

a) Prenatal : kondisi ibu saat hamil, tempat pemeriksaan, beberapa kali memeriksa kehamilannya, imunisasi yang di dapat selama hamil dan juga ibu hamil yang mempunyai penyakit saluran pencernaan cenderung menularkan penyakitnya terhadap janin yang di kandungnya.

b) Intranatal : umur kehamilan, jenis persalinan,yang menolong persalinan.

c) Post natal : anak langsung menangis atau tidak, lemah, ada kelainan atau tidak, langsung menete atau PASI.

7) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a) Pertumbuhan : Anak dengan penyakit sistem pencernaan pada umumya akan mengalami keterlambatan pertumbuhan, sulit untuk bertambah berat badan, bahkan sampai terjadi penurunan berat badan dikarenakan absorbsi yang tidak adekuat.

b) Perkembangan : Anak dengan gangguan sistem pencernaan biasanya memiliki latar belakang tampak cemas sehingga aktivitas menjadi intoleransi serta perkembangan anak mengalami keterbatasan.

8) Riwayat Nutrisi

Anak dengan infeksi saluran pencernaan akan mengalami gangguan dalam pemenuhan nutrisi yaitu tidak adekuatnya pemasukan nutrisi. Dengan demikian kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi menjadi tidak terpenuhi sehingga rentan terhadap penyakit. Pada masa ini pertumbuhan anak lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori menurun.

9) Riwayat Imunisasi

Pada usia 0 – 1 bualn imunisasi sudah lengkap, yaitu imunisasi yang diberikan terdiri dari : BCG 1x mulai 0 -11 bulan, DPT 3x mulai bayi umur 2 – 11 bulan dengan tenggang waktu 4 minngu, vaksin campak 1x pada bayi berumur 8 bulan.



c. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Pada penderita stadium lanjut biasanya terjadi penurunan kesadaran dan apabila terjadi syok hipovolemik bisa terjadi kematian.

2) Keadaan Integumen

Turgor kulit pada klien biasanya menurun, terdapat iritasi pada daerah anus.

3) Sitem Pernafasan

Terjadi perubahan pada frekuensi pernafasan karena bila terjadi sesak nafas yang akan menambah berat kepada klien.

4) Sistem Kardiovaskuler

Pada bayi tekanan darah normal adalah 75/ 60 mmHg, denyut nadi 120 – 140x/ menit, sedangkan pada anak 95/ 65 mmHg, denyut nadi 80 – 130x/ menit.

5) Abdomen

Pasien dikaji tentang penurunan fungsi saluran pencernaan seperti bising usus yang cepat, adanya mual dan anorexia, sel membran mukosa kering, perubahan pada berat badan, perubahan pola makan, perubahan dalam kebiasaan BAB.

6) Sistem Reproduksi

Genitalia : pada umumnya tidak terjadi perubahan.

7) Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal terjadi adanya perubahan dalam aktivitas kelemahan fisik.



d. Aktivitas Sehari-hari

1) Makan dan Minum

Pada anak dengan peradangan saluran pencernaan sering disertai dengan penurunan berat badan, tidak nafsu makan dan harus diberi makan yang lembek.

2) Istirahat Tidur

Pada anak yang mengalami gangguan sistem pencernaan akan mengalami gangguan melaksanakan istirahat tidur karena adanya kontraksi usus yang sering menyebabkan sakit perut dan gangguan dari BAB yang sering.

3) Eliminasi

Pada anak dengan gangguan sistem pencernaan akan terjadi perubahan pada sistem eliminasi karena adanya peradangan pada saluran pencernaan.

4) Psikologis

Klien dengan usia anak mungkin dihadapkan pada timbulnya kecemasan dari perubahan tingkah laku.



2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat. ( Allen, 1998 : 67 )

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul berkaitan dengan diare adalah :

a. Kekurangan volume cairan

b. Gangguan pola eliminasi BAB

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan

d. Resiko tinggi gangguan integritas kulit

e. Gangguan rasa aman cemas

f. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

3. Perencanaan

Keperawatan, penetapan sasaran ( goal ) dan tujuan ( objektif ), penetapan kriteria dan merumuskan intervensi keperawatan. ( Gaffar, 1997 : 63 )

a. Diagnosa Keperawatan I

Tujuan :Mempertahankan/menunjukan keseimbangan cairan.

Dengan kriteria :

1) Keluaran urine adekuat

2) Tanda-tanda vital stabil

3) Membran mukosa lembab

4) Turgor kulit baik



No

Intervensi

rasionalisasi


1.

Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukuran keluaran urine dengan akurat

Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit


2.

Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah

Membantu pasien untuk menghentikan muntah agar cairan yang keluar tidak berlebihan


3.

Identifikasi rencana untuk meningkatkan/ mempertahankan keseimbangan cairan optimal misal : jadwal masukan cairan

Melibatkan pasien dalam rencana untuk memperbaiki kesempatan untuk berhasil

b. Diagnosa Keperawatan II

Tujuan : konsistensi dan frekuensi BAB normal

Dengan kriteria :

1) Peristaltik usus normal

2) Konsistensi feces normal

3) Berat badan bertambah

No

Intervensi

rasionalisasi


1.

Observasi dan catat frekuensi defekasi setiap hari

Dengan mengobservasi dan mencatat frekuensi defekasi dapat membantu membedakan penyakit individu dan mengakaji beratnya episode


2.

berikan asupan cairan peroral secara bertahap

Dapat meningkatkan istirahat usus dengan menghilangkan atau menurunkan rangsang makanan/ cairan dan dapat mencegah kram abdomen dan diare berulang


3.

Berikan therapy antibiotik

Therapy antibiotik dapat menghambat perkembangan bakteri




c. Diagnosa Keperawatan III

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Dengan kriteria :

1) Berat badan kembali normal

2) Turgor kulit baik

3) Klien tidak lemah


No

Intervensi

rasionalisasi


1.

Sajikan makanan yang menarik/ bervariasi dan sesuai dengan diet

Dapat menarik perhatian klien untuk mau makan


2.

Anjurkan agar klien diberi makan sedikit-sedikit tapi sering, dan diberikan makanan tambahan seperti biskuit

Mengurangi dilatasi gaster agar tidak menyebabkan pemberian makanan terlalu cepat yang akan meningkatka peristaltik usus.


3.

Pemberian obat anti muntah yaitu ondansetron

Dapat mengurangi rasa mual dan muntah




d. Diagnosa Keperawatan IV

Tujuan : Istirahat tidur terpenuhi

Dengan kriteria :

1) Tidur malam 7 – 8 jam

2) Kualitas tidur nyanyak

3) Sklera dan konjungtiva normal


No

Intervensi

rasionalisasi


1.

Anjurkan kepada keluarga klien, untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan membatasi jumlah pengunjung

Dapat mengurangi kebisingan sehingga tisur klien tidak terganggu


2.

Atur posisi klien senyaman mungkin

Dapat memberikan kenyamanan untuk klien beristirahat




4. Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. ( Nursalam, 2001 : 63 )

Tujuan implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penulisan kesehatan dan memfasilitasi koping. ( Nursalam, 2001 : 63 )

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. ( Nursalam, 2001 : 71 )

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. ( Nursalam, 2001 : 71 )

Nutrisi Bagi Kwashiorkor

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bocah berusia 8 tahun, Wirayudha atau biasa dipanggil Wira, terbaring lemah di RS Dompet Dhuafa, Bogor. Wira yang hanya memiliki berat badan 11 kg ini menjalani perawatan di Ruang Isolasi Anak karena mengidap Marasmus Kwashiorkor atau penyakit gizi buruk karena kekurangan kalori dan protein.

"Pasien mengalami gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori atau nama lainnya Marasmus Kwashiorkor. Kalau kondisi kulitnya, itu disebabkan kurangnya asupan nutrisi ke tubuh pasien," kata dr Juprialdy saat ditemui di RS Dompet Dhuafa, Jalan Raya Parung-Bogor, Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (29/04/2013).

Anak kedua dari empat bersaudara ini adalah putra dari pasangan Rohman (37) dan Enung (25) yang beralamat di Kampung Leuweng Gede, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Wira tampak lemah tak mampu banyak bergerak. Wira lebih banyak berkomunikasi dengan orang tuanya dengan menangis.

Tubuhnya kurus, tulangnya tampak jelas menonjol di balik kulitnya yang tipis. Tak hanya itu, seluruh kulit di tubuh bocah ini mengelupas dan mengering.

"Sekarang pasien masih dalam penanganan. Sesuai kebutuhan tubuhnya, kita berikan asupan nutrisi, vitamin dan protein untuk menyeimbangkan kondisi tubuhnya," terang Juprialdy.

Pihak dokter memperkirakan butuh waktu lebih dari satu bulan untuk memulihkan kondisi Wira. "Semua pengobatan di sini gratis," katanya.

Kondisi Wira ini tak lepas dari kondisi perekonomian keluarganya yang berkekurangan. Sang ayah sehari-hari berjualan daun salam di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Sedangkan sang ibu yang menjadi buruh penggarap sawah tak memiliki penghasilan pasti.

Wira sudah dua kali ambruk akibat kondisi gizi buruknya. Tiga bulan yang lalu Wira sempat dirawat di RSUD Cibinong selama 10 hari karena penyakit yang sama. Namun, sang ayah mengatakan setelah beberapa hari dirawat di rumah, kondisi Wira kembali menurun. "Sempat dibawa ke Puskesmas. Tapi katanya kena gizi buruk lagi, terus dirujuk lagi ke sini (RS dompet Dhuafa)," kata Rohman.

Penanganan gizi buruk seharusnya tidak hanya dilakukan kepada pasien, tapi juga kepada orangtua pasien. Pengetahuan dan solusi ekonomi juga dianggap penting agar pasien yang sudah sehat tidak kembali mengalami kondisi gizi buruk.

a. Tujuan penulisan

Ø Agar dapat mengetahui suatu penyakit, yaitu penyakit kwashiorkor yang salah satunya disebabkan karena kekurangan protein.

b. Rumusan Masalah

a) Pengertian Penyakit Kwashiorkor

b) Gejala dari penyakit kwashiorkor

c) Penyebab dari penyakit kwashiorkor

d) Proses metabolisme protein pada penderita kwashiorkor

e) Cara mencegah dan mengobati penyakit kwashiorkor



BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYAKIT KWASHIORKOR

Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna Indrawati,1994). Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995).

Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.

Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.

B. GEJALA DARI PENYAKIT KWASHIORKOR

1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki (dorsum pedis)

2. Wajah membulat dan sembab

3. Otot-otot mengecil (penurunan massa otot)

4. Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis, lethargia, iritabilitas

5. Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)

6. Pembesaran hati

7. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dan diare/mencret

8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut

9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)

10. Pandangan mata anak nampak sayu

11. Gagal untuk menambah berat badan

12. Pertumbuhan linier terhenti

13. Pada keadaan berat / akhir dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.



C. PENYEBAB DARI PENYAKIT KWASHIORKOR

1. Pola makan

Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

2. Faktor sosial

Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

3. Faktor ekonomi

Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

4. Faktor infeksi dan penyakit lain

Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.











D. PROSES METABOLISME PROTEIN PADA PENDERITA KWASHIORKOR

Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.

Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.

Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.



E. CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT KWASHIORKOR

v PENGOBATAN DENGAN CARA :

· DIIETIK

a. Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal

Kebutuhan normal

0-3 tahun : 150 – 175 kcal/kg/hari, diberikan bertahap

Mg I : Fase stabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)

Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari

Mg II : Fase transisi ( 150% dari kebutuhan normal)

Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari

Mg III : Fase rehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan normal)

Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari



· PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN

Vitamin A → 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)

Vitamin D + B kompleks + C

· MINERAL

Jumlah cairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)

Kalau edem dikurangi .Porsi kecil tetapi sering

v PENCEGAHAN

dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori). Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup lemak dan protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus disediakan dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelai.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
· Penyakit kwashiorkor adalah keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang .

· Kwashiorkor Disebabkan oleh pola makan , factor social , factor ekonomi dan infeksi penyakit lain .

· Kwashiorkor Dengan gejala : wajah sembab , otot mengecil , pembesaran hati , tidak mau makan , berat badan tidak kunjung naik dsb

· Pencegahan penyebab kwashiorkor : dengan diit dan penambahan suplemen .

SARAN
· Agar lebih memperhatikan pola makan dan istirahat kita, agar terhindar dari penyakit kwashiorkor.







Gizi Ibu menyusui


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti “makanan”. Ilmu gizi biasa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
Ø  Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
Ø  Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas kerja.
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum . Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu . Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Namun harus tetap memperhatikan makanan yang menjadi pantangan ibu menyusui.
B.     Tujuan
1.      Memberikan pengetahuan yang lebih pada mahasiswa  dalam menetukan asupan gizi pada      ibu menyusui
2.      Mahasiswa mampu melakukan secara mandiri dalm menyiapkan asupan gizi pada ibu menyusui .
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ibu Menyusui
Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah melahirkan kita, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita (Poerwodarminto, 2003).
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (http://id.wikipedia.org).
Menyusui adalah memberikan air susu untuk diminum kepada bayi, dan sebagainya dari buah dada (Kamus Besar Bahasa Indonesia.2001).
ASI menyediakan semua nutris yang dibutuhkan oleh bayi untuk kesehatan dan tumbuh-kembangnya pada awal-awal kehidupan (0-6 bulan dianjurkan ASI ekslusif.
v  Sangat penting untuk mengkonsumsi bervariasi makanan termasuk :
Ø  Buah-buahan dan sayuran (dapat juga dibuat dalam bentuk jus), merupakan makanan yang kaya serat. Umumnya ibu setelah melahirkan akan mengalami konstipasi (susah BAB) yang kadang dapat sisertai nyeri. Makanan berserat dapat mengurangi keluhan ini
Ø  Makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang sebagai sumber energi
Ø  c.Sumber protein seperti daging, dan ayam, telur, sebaiknya mengurangi ikan
Ø  Makanan tambahan seperti susu, keju, suplement calsium
Makan ikan baik untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi, tetapi dianjurkan untuk tidak lebih dari dua porsi dalam seminggu. Ini disebabkan zat-zat polutan yang ada pada ikan dapat ikut melalui ASI dan dapat membahayakan bayi.
Kacang merupakan penyebab alergi yang paling sering, mengenai sekitar 1% dari manusia, alergi kacang bisa menyebabkan reaksi yang berat. Bayi anda memiliki resiko tinggi untuk terkena alergi kacang bila anda, suami anda, anak anda yang lain memiliki riwayat alergi makanan atau alergi lain seperti rhinitis alergika, asma, ekzema.
Jika bayi anda memlikiki resiko tinggi, kacang harus dihindari dari bayi anda dengan cara anda tidak mengkonsumsi kacang selama menyusui, dan setidaknya anak tidak boleh makan kacang sampai usia 3 tahun.
Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplement, terutama yang mengandung vit D minimal 10 mcg perhari.
Tubuh ibu sangat efisien membentuk ASI jadi anda tidak perlu “makan untuk berdua”. Yang penting makan dengan “diet menu seimbang”.
Kita seharusnya minum 6-8 gelas (1,2 liter) perhari. Jika anda menyusui anda membutuhkan lebih banyak minum air dari 6-8 gelas. Jika anda haus, ini berarti anda sudah dehidrasi, jika warna kencing anda pekat ini juga berarti anda kurang minum. Lebih baik jika anda minum sesaat sebelum menyusui bayi. Air putih, susu dan jus merupakan pilihan yang baik. Jangan minum alkohol dan kafein (kopi).
Bukan gagasan yang baik untuk menurunkan berat badan selama anda menusui, Ini dikarenakkan anda membutuhkan energi dan anda dapat menghilangkan kebutuhan nutrisi yang seharusnya didapat oleh bayi anda. Berita baik akan terjadi pengurangan komposisi lemak tubuh dari ibu selama ia menyusui, jadi menyusui akan mempercepat mengembalikan berat badan anda seperti sebelum melahirkan. Jika anda menggunakan “diet menu seimbang”, mengurangi lemak dan gula, fisik yang aktif ini akan membantu anda untuk menurunkan berat badan.
B.     Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Dalam menyusun menu, penting untuk memperhatikan syarat-syarat dalam menyusun menu ibu menyusui yaitu : seimbang, tidak ada pantangan makanan (kecuali ibu memang alergi bahan makanan tertentu), mudah cerna dan tidak terlalu merangsang pencernaan.
Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui. Prinsipnya yaitu sama dengan makanan ibu hamil, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
v  Syarat-syarat bagi ibu menyusui:
Ø  Susunan menu harus seimbang
Ø  Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari
Ø  Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin, tidak menggunakan alkohol, guna kelancaran pencernaan ibu
Ø  Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna
v  Bahan makanan yang dianjurkan untuk ibu menyusui:
Ø Jumlah dan mutunya lebih banyak daripada saat hamil / keadaan biasa (tinggi kalori tinggi protein)
Ø Bahan makanan sumber kalori : beras, roti, mie, kentang, bihun dan sebagainya.
Ø Bahan makanan sumber protein : daging, telur, hati, ayam, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan sebagainya.
Ø Bahan makanan sumber vitamin dan mineral yang dapat meningkatkan produksi ASI yaitu sayuran yang berwarna hijau/kuning, buah-buahan yang dagingnya berwarna merah/kuning, misalnya : bayam daun singkong, daun katuk, lamtoro gung tanpa kulit, pepaya, pisang, jeruk, jambu air, mangga sebagainya.
Ø Mengkonsumsi aneka ragam bahan makanan sumber zat besi dalam jumlah yang cukup setiap harinya misalnya: bayam, daun pepaya, kangkung, kacang merah, kacang hijau dan kacang tanah. sebagainya.
Ø Mengkonsumsi aneka ragam bahan makanan yang mengandung zat kapur/kalsium misalnya daun singkong, daun katuk, bayam, daun pepaya, singkong, keju, ikan teri dan susu. sebagainya.
Ø Perlu lebih banyak minum air putih untuk membantu memperbanyak produksi ASI



v  Bahan makanan yang dibatasi :
Ø    Bahan makanan yang berbau merangsang : petai, bawang, jengkol.
Ø    Bahan makanan yang merangsang, misalnya cabe, merica, jahe, karena bisa menyebabkan bayi mencret.Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan ibu menjadi gemuk.
v  Selain makanan, produksi ASI sangat tergantung pada 3 hal penting, yaitu:
Ø    Permintaan bayi : hendaknya ibu sesering mungkin menyusui bayinya karena dengan demikian produksi ASI akan bertambah banyak dan cukup untuk kebutuhan bayi.
Ø    Psikologis ibu : ibu menyusui perlu istirahat cukup, ketenangan jiwa dan pikiran
Ø    Perlu perawatan payudara untuk memberi rangsangan pada kelenjar susu agar produksi ASI meningkat.
C.    Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Ø  Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
Ø  Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari.
Ø  Suplemen
Ø  Psikologi
Ø   Kesehatan
Ø  Pengetahuan dan Pendidikan tentang pantangan, kesukaan, kebutuhan
Ø  Sosial ekonomi           
Ø  Bayi tidak mau menyusu
Ø  Masalah pada payudaratasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
Ø  Aktivitas
D.    Anjuran dan Pantangan Bagi Ibu Menyusui
Tidak ada makanan yang secara khusus disarankan bagi ibu menyusui. Mereka harus makan seperti biasanya, dengan menu beragam sesuai pola makan yang seimbang. Porsinya saja yang perlu ditambah, baik melalui makan besar maupun ‘ngemil’.

Beberapa tips berikut mungkin bermanfaat:
Anjuran:
Ø  Perbanyak minum. Ibu menyusui cenderung untuk merasa cepat haus karena sebagian air yang diminum dipakai tubuh untuk memproduksi ASI (87% kandungan ASI adalah air). Tambahkan frekuensi minum sebanyak 4- 5 gelas per hari agar tubuh tidak kekurangan cairan. Selain air putih, susu dan buah juga dapat menjadi sumber cairan. Air seni ibu hamil yang cukup minum berwarna kuning muda, kecuali bila sebelumnya mengkonsumsi vitamin B kompleks (menjadi kuning keemasan).
Ø  Perbanyak frekuensi makan menjadi lima kali: makan pagi, makan siang, snack sore, makan malam dan snack malam.
Ø  Perbanyak makanan yang kaya protein dan kalsium. Protein dan kalsium sangat diperlukan untuk produksi ASI dan pertumbuhan bayi. Kebutuhan protein minimal adalah 1 gram per kg berat badan. Konsumsi kalsium yang dianjurkan adalah 1.200 mg. Susu, yoghurt, keju, tahu dan tempe adalah sumber protein dan kalsium yang bagus. Konsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung Vitamin D, magnesium dan zinc juga diperlukan untuk memperlancar penyerapan kalsium.
Ø  Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin. Suplemen vitamin A, C, B1, B2, B12, niasin dan asam folat sangat diperlukan pada masa menyusui.
Ø  Pastikan kecukupan konsumsi zat besi agar ibu menyusui tidak anemia. Zat besi banyak terdapat pada sayuran seperti kangkung, bayam dan katuk. Katuk merupakan sayuran spesial bagi ibu menyusui, karena dalam 100 g daun katuk terdapat sekitar 2.7 mg zat besi dan 204 mg kalsium.
Pantangan:
Ø  Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan.
Ø  Jauhi rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan membuat pertumbuhannya terhambat.
Ø  Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi konsumsinya hingga maksimum 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga terdapat pada coklat, teh, beberapa jenis minuman ringan dan obat.
Ø  Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu. Hentikan konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi.
Ø  Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali sudah dikonsultasikan dengan dokter.
E.     Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
a)             Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui
Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan semasa bayi. Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat membantu pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu, produksi ASI juga dapat bertambah. Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik semasa hamil dan menyusui tentu akan menimbulkan dampak negative terhadap status gizi ibu,kesehatan ibu dan anak karena ASI yang akan dihasilkan akan berkualitas rendah.
Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:
·         Energi
Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan masukan energi untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin. Untuk itu dibutuhkan sebesar 700 kkal/jari (6 bulan pertama menyusui). Untuk 6 bulan kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
·         Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada 6 bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua dibutuhkan sebesar 11g/hari.
·         Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna itu perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
·         Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun dalam ASI relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang. Jika intake kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi ASI akan diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.
·         Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
·         Vitamin B-6
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel, mendukung syaraf dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih.
·         Folic Acid (Asam folat)
Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
·         Vitamin B-12
Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
·         Zinc (Seng)
Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting dalam penyembuhan luka
Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi memperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Semua gizi tersebut dapat didapatkan pada:
a)      Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat, asam folat, beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans. Makan-makanan kaya zat besi membantu memelihara tingkat energi Anda sekaligus mampu mencegah anemia. Folate atau asam folat sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Jika Anda suka sayuran mentah, coba makan bayam, selada, tomat, ketimun, dan jamur. Jika Anda memilih sayuran yang telah dimasak, pertimbangkan gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu. sebaiknya makan 3-5 hidangan sayuran setiap hari.
b)      Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan. Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat besi. Konsumsi buah-buahan seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan karena mengandung anti oksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan  makan 3-5 porsi buah setiap hari.
c)      Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak sehat. Protein penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak kacang-kacangan yang juga mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium, kalsium, magnesium dan fosfor. Tingkat cukup kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat dan gigi. Kacang juga baik untuk camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut, kacang Brasil dan pistachio.
d)     Ikan
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi ingat, menurut US Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh makan ikan hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan merkurinya sangat tinggi. Ikan salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman dikonsumsi  12 ons seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola makanan bergizi untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak mengandung protein, vitamin, mineral, dan cairan.
F.     Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001).
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil .
G.    Menu Makanan Ibu Menyusui
Contoh Menu Sehat Untuk Ibu Menyusui Telah diuji oleh Tim dapur NOVA
Pagi
Susu 1 gelas (200cc)
Jam 08.00
Nasi (100gr), Pecel Sayuran (100gr), Semur Daging (30 gr), Tempe Goreng atau Bacem (50gr).
Jam 11.00
Sup Kacang Merah Segar (25gr), Ayam (15gr), dan Wortel (50gr).
Jam 13.30
Nasi (200gr), Pepes Ikan (75 gr), Daun Singkong (25gr), Ayam Panggang Kalasan (50gr), Tahu Bacem (50gr), Sayur Bening Daun Katuk Oyong (150gr), dan Buah (100gr).
Jam 16.00
Slada Buah atau Rujak Buah (150gr), Minuman Air Kacang Hijau.
Jam 19.00
Nasi (200gr), Sate Ayam Ati (50gr), Daging Ayam (25gr), Tempe (50gr), Aneka Sayuran (100gr), dan Buah.
Jam 22.00
Susu 1 gelas (200cc)



H.    Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.

I.       Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui
Ø  Buatlah setiap gigitan berarti – Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
Ø  Semua kalori tidak diciptakan setara – Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan.
Ø  Jika anda kelaparan, maka bayi juga – Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek umur dan daya hidup.
Ø  Jadilah ahli efesiensi – Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi.
Ø  Karbohidrat adalah isu komplek – Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan air susu yang baik dan cukup.
Ø  Yang manis tidak ada manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah – Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis dikurangi.
Ø  Makanlah makanan yang alami – Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan mengurangi nilai gizi air susu.
Ø  Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan bermanfaat untuk kesehatan keluarga.
Ø  Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi