DEFINISI
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar. Diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya sangat banyak, bisa mencapai lebih dari 500 gram/hari.Orang yang banyak makan serat sayuran, dalam keadaan normal bisa menghasilkan lebih dari 500 gram, tetapi konsistensinya normal dan tidak cair.Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.
ETIOLOGI
1. DIARE OSMOTIK
Diare osmotik terjadi bila bahan-bahan tertentu yang tidak dapat diserap ke dalam darah, tertinggal di usus.
Bahan tersebut menyebabkan peningkatan kandungan air dalam tinja, sehingga terjadi diare. Makanan tertentu (buah dan kacang-kacangan) dan heksitol, sorbitol juga manitol (pengganti gula dalam makanan dietetik, permen dan permen karet) dapat menyebabkan diare osmotik. Kekurangan laktase juga bisa menyebabkan diare osmotik. Laktase adalah enzim yang secara alami ditemukan dalam usus halus, yang mengubah gula susu (laktosa) menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat diserap ke dalam aliran darah. Jika orang mengalami kekurangan laktase minum susu atau makan produk olahan susu, maka laktosa tidak akan diubah tapi terkumpul di usus dan menyebabkan diare osmotik. Beratnya diare ini tergantung dari jumlah bahan osmotik yang masuk.
Diare akan berhenti jika penderita berhenti memakan atau meminum bahan tersebut.
ETIOLOGI
1. DIARE OSMOTIK
Diare osmotik terjadi bila bahan-bahan tertentu yang tidak dapat diserap ke dalam darah, tertinggal di usus.
Bahan tersebut menyebabkan peningkatan kandungan air dalam tinja, sehingga terjadi diare. Makanan tertentu (buah dan kacang-kacangan) dan heksitol, sorbitol juga manitol (pengganti gula dalam makanan dietetik, permen dan permen karet) dapat menyebabkan diare osmotik. Kekurangan laktase juga bisa menyebabkan diare osmotik. Laktase adalah enzim yang secara alami ditemukan dalam usus halus, yang mengubah gula susu (laktosa) menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat diserap ke dalam aliran darah. Jika orang mengalami kekurangan laktase minum susu atau makan produk olahan susu, maka laktosa tidak akan diubah tapi terkumpul di usus dan menyebabkan diare osmotik. Beratnya diare ini tergantung dari jumlah bahan osmotik yang masuk.
Diare akan berhenti jika penderita berhenti memakan atau meminum bahan tersebut.
2. DIARE SEKRETORIK
Diare sekretorik terjadi jika usus kecil dan usus besar mengeluarkan garam (terutama natrium klorida) dan air ke dalam tinja.
Hal ini juga bisa disebabkan oleh toksin tertentu seperti pada kolera dan diare infeksius lainnya.
Diare bisa sangat banyak, bahkan pada kolera bisa lebih dari 1 liter/hari.
Bahan lainnya yang juga menyebabkan pengeluaran air dan garam adalah minyak kastor dan asam empedu (yang terbentuk setelah pengangkatan sebagian usus kecil).
Tumor tertentu (misalnya karsinoid, gastrinoma dan vipoma, juga dapat menyebabkan diare sekretorik.
3. SINDROMA MALABSORBSI
Sindroma Malabsorbsi juga bisa menyebabkan diare.
Penderita sindroma ini tidak dapat mencerna makanannya secara normal.
Pada malabsorbsi yang menyeluruh, lemak tertinggal di usus besar dan menyebabkan diare sekretorik, sedangkan adanya karbohidrat dalam usus besar menyebabkan diare osmotik.
Malabsorbsi mungkin juga disebabkan oleh beberapa keadaan seperti:
- Sariawan non-tropikal
- Insufisiensi pankreas
- Pengangkatan sebagian usus
- Aliran darah ke usus besar yang tidak adekuat
- Kekurangan enzim tertentu di usus halus
- Penyakit hati.
4. DIARE EKSUDATIF
Diare eksudatif terjadi jika lapisan usus besar mengalami peradangan atau membentuk tukak, lalu melepaskan protein, darah, lendir dan cairan lainnya, yang akan meningkatkan kandungan serat dan cairan pada tinja.
Diare ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit seperti:
- Kolitis ulserativa
- Penyakit Crohn (enteritis regional)
- Tuberkulosis
- Limfoma
- Kanker.
Jika mengenai lapisan rektum, penderita akan merasakan desakan untuk buang air besar dan sering buang air besar, karena rektum yang mengalami peradangan lebih sensitf terhadap peregangan oleh tinja.
5. PERUBAHAN PASASE USUS
Perubahan pasase usus bisa menyebabkan diare.
Untuk mendapatkan konsistensi yang normal, tinja harus tetap berada di usus besar selama waktu tertentu. Tinja yang terlalu cepat meninggalkan usus besar, akan berbentuk encer/cair. Tinja yang terlalu lama berada di usus besar, konsistensinya keras dan kering.
Banyak keadaan dan pengobatan yang dapat mempersingkat keberadaan tinja dalam usus, diantaranya:
- Hipertiroid
- Pengangkatan sebagian usus halus atau usus besar
- Pembedahan perut
- Pengobatan tukak yang memotong saraf vagus
- Operasi bypass pada usus halus
- Obat-obat antasid dan pencahar yang mengandung magnesium, prostaglandin, serotonin bahkan kafein.
6. PERTUMBUHAN BAKTERI BERLEBIH
Pertumbuhan bakteri berlebih adalah pertumbuhan bakteri alami usus dalam jumlah yang sangat banyak atau pertumbuhan bakteri yang secara alami tidak ditemukan di usus.
Hal ini bisa menyebabkan diare.
Bakteri alami usus memegang peranan penting dalam proses pencernaan. Karena itu, gangguan pada bakteri usus bisa menyebabkan diare.
GEJALA
Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa malu karena sering ke toilet dan terganggunya aktivitas sehari-hari; diare yang berat juga dapat menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan kehilangan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium dan klorida.
Jika sejumlah besar cairan dan elektrolit hilang, tekanan darah akan turun dan dapat menyebabkan pingsan, denyut jantung tidak normal (aritmia) dan kelainan serius lainnya.
Resiko ini terjadi terutama pada anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi lemah dan penderita diare yang berat.
Hilangnya bikarbonat bisa menyebabkan asidosis, suatu gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah.
DIAGNOSA
Pertama-tama, dipastikan dulu apakah diarenya timbul tiba-tiba dan untuk sementara waktu atau menetap. Dilihat juga apakah:
- penyebabnya adalah perubahan makanan
- terdapat gejala lain seperti demam, nyeri dan ruam kulit
- ada orang lain yang juga memiliki gejala yang sama.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan contoh tinja.
Pemeriksaan tinja meliputi bentuknya (cair atau padat), baunya, ditemukannya lemak, darah atau zat-zat yang tidak dapat dicerna, dan jumlahnya dalam 24 jam.
Bila diare menetap, dilakukan pemeriksaan mikroskopik tinja untuk:
- mencari sel-sel, lendir, lemak dan bahan lainnya
- menemukan darah dan bahan tertentu yang menyebabkan diare osmotik
- mencari organisme infeksius, termasuk bakteri tertentu, amuba dan Giardia.
Bila secara sembunyi-sembunyi mengkonsumsi pencahar, maka pencahar yang diminum bisa ditemukan dalam contoh tinja.
Untuk memeriksa lapisan rektum dan anus dapat dilakukan sigmoidoiskopi.
Kadang-kadang perlu dilakukan biopsi (pengambilan contoh lapisan rektum untuk pemeriksaan mikroskop).
Diare sekretorik terjadi jika usus kecil dan usus besar mengeluarkan garam (terutama natrium klorida) dan air ke dalam tinja.
Hal ini juga bisa disebabkan oleh toksin tertentu seperti pada kolera dan diare infeksius lainnya.
Diare bisa sangat banyak, bahkan pada kolera bisa lebih dari 1 liter/hari.
Bahan lainnya yang juga menyebabkan pengeluaran air dan garam adalah minyak kastor dan asam empedu (yang terbentuk setelah pengangkatan sebagian usus kecil).
Tumor tertentu (misalnya karsinoid, gastrinoma dan vipoma, juga dapat menyebabkan diare sekretorik.
3. SINDROMA MALABSORBSI
Sindroma Malabsorbsi juga bisa menyebabkan diare.
Penderita sindroma ini tidak dapat mencerna makanannya secara normal.
Pada malabsorbsi yang menyeluruh, lemak tertinggal di usus besar dan menyebabkan diare sekretorik, sedangkan adanya karbohidrat dalam usus besar menyebabkan diare osmotik.
Malabsorbsi mungkin juga disebabkan oleh beberapa keadaan seperti:
- Sariawan non-tropikal
- Insufisiensi pankreas
- Pengangkatan sebagian usus
- Aliran darah ke usus besar yang tidak adekuat
- Kekurangan enzim tertentu di usus halus
- Penyakit hati.
4. DIARE EKSUDATIF
Diare eksudatif terjadi jika lapisan usus besar mengalami peradangan atau membentuk tukak, lalu melepaskan protein, darah, lendir dan cairan lainnya, yang akan meningkatkan kandungan serat dan cairan pada tinja.
Diare ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit seperti:
- Kolitis ulserativa
- Penyakit Crohn (enteritis regional)
- Tuberkulosis
- Limfoma
- Kanker.
Jika mengenai lapisan rektum, penderita akan merasakan desakan untuk buang air besar dan sering buang air besar, karena rektum yang mengalami peradangan lebih sensitf terhadap peregangan oleh tinja.
5. PERUBAHAN PASASE USUS
Perubahan pasase usus bisa menyebabkan diare.
Untuk mendapatkan konsistensi yang normal, tinja harus tetap berada di usus besar selama waktu tertentu. Tinja yang terlalu cepat meninggalkan usus besar, akan berbentuk encer/cair. Tinja yang terlalu lama berada di usus besar, konsistensinya keras dan kering.
Banyak keadaan dan pengobatan yang dapat mempersingkat keberadaan tinja dalam usus, diantaranya:
- Hipertiroid
- Pengangkatan sebagian usus halus atau usus besar
- Pembedahan perut
- Pengobatan tukak yang memotong saraf vagus
- Operasi bypass pada usus halus
- Obat-obat antasid dan pencahar yang mengandung magnesium, prostaglandin, serotonin bahkan kafein.
6. PERTUMBUHAN BAKTERI BERLEBIH
Pertumbuhan bakteri berlebih adalah pertumbuhan bakteri alami usus dalam jumlah yang sangat banyak atau pertumbuhan bakteri yang secara alami tidak ditemukan di usus.
Hal ini bisa menyebabkan diare.
Bakteri alami usus memegang peranan penting dalam proses pencernaan. Karena itu, gangguan pada bakteri usus bisa menyebabkan diare.
GEJALA
Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa malu karena sering ke toilet dan terganggunya aktivitas sehari-hari; diare yang berat juga dapat menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan kehilangan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium dan klorida.
Jika sejumlah besar cairan dan elektrolit hilang, tekanan darah akan turun dan dapat menyebabkan pingsan, denyut jantung tidak normal (aritmia) dan kelainan serius lainnya.
Resiko ini terjadi terutama pada anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi lemah dan penderita diare yang berat.
Hilangnya bikarbonat bisa menyebabkan asidosis, suatu gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah.
DIAGNOSA
Pertama-tama, dipastikan dulu apakah diarenya timbul tiba-tiba dan untuk sementara waktu atau menetap. Dilihat juga apakah:
- penyebabnya adalah perubahan makanan
- terdapat gejala lain seperti demam, nyeri dan ruam kulit
- ada orang lain yang juga memiliki gejala yang sama.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan contoh tinja.
Pemeriksaan tinja meliputi bentuknya (cair atau padat), baunya, ditemukannya lemak, darah atau zat-zat yang tidak dapat dicerna, dan jumlahnya dalam 24 jam.
Bila diare menetap, dilakukan pemeriksaan mikroskopik tinja untuk:
- mencari sel-sel, lendir, lemak dan bahan lainnya
- menemukan darah dan bahan tertentu yang menyebabkan diare osmotik
- mencari organisme infeksius, termasuk bakteri tertentu, amuba dan Giardia.
Bila secara sembunyi-sembunyi mengkonsumsi pencahar, maka pencahar yang diminum bisa ditemukan dalam contoh tinja.
Untuk memeriksa lapisan rektum dan anus dapat dilakukan sigmoidoiskopi.
Kadang-kadang perlu dilakukan biopsi (pengambilan contoh lapisan rektum untuk pemeriksaan mikroskop).
PENGOBATAN
Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk menghentikan diare.
Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein.
Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat , codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
Kadang-kadang, bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa membantu meringankan diare
Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin , attapulgit aktif dan Bismuth subsalicylate
Pemberian Antibiotik dengan indikasi penyebab diare sudah dipastikan bakteri. Antibiotik diberikan dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri penyebab diare, antara lain
· Golongan sefalosporin : Cefixime , Ceftriaxone , Cefotaxime
· Golongan kuinolon : Ciprofloxacin
· Golongan lain : Erythromycin , Metronidazole , Paromomycin , Trimethoprim + Sulfamethoxazole , Vancomycin , Tetracycline , Rifaximin
Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.
PENGKAJIAN
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuanmasalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaanfisik. Pengkaji data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
1. Identitas klien dan penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a) Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare
b) Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebihdari 4 kali dengan konsistensi encer.
c) Riwayat kesehatan masa lalu
d) Riwayat penyakit yang diderita
e) riwayat pemberian imunisasi
f) Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
Kebutuhan dasar :
1. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang
2. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien
3. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akanmenimbulkan rasa tidak nyaman
4. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya
5. Pola Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibatdistensi abdomen.
Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk menghentikan diare.
Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein.
Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat , codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
Kadang-kadang, bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa membantu meringankan diare
Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin , attapulgit aktif dan Bismuth subsalicylate
Pemberian Antibiotik dengan indikasi penyebab diare sudah dipastikan bakteri. Antibiotik diberikan dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri penyebab diare, antara lain
· Golongan sefalosporin : Cefixime , Ceftriaxone , Cefotaxime
· Golongan kuinolon : Ciprofloxacin
· Golongan lain : Erythromycin , Metronidazole , Paromomycin , Trimethoprim + Sulfamethoxazole , Vancomycin , Tetracycline , Rifaximin
Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.
PENGKAJIAN
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuanmasalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaanfisik. Pengkaji data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
1. Identitas klien dan penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a) Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare
b) Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebihdari 4 kali dengan konsistensi encer.
c) Riwayat kesehatan masa lalu
d) Riwayat penyakit yang diderita
e) riwayat pemberian imunisasi
f) Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
Kebutuhan dasar :
1. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang
2. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien
3. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akanmenimbulkan rasa tidak nyaman
4. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya
5. Pola Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibatdistensi abdomen.
Pemerikasaan fisik.
1. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentissampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat
2. Pemeriksaan sistematik
· Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan
· Perkusi : adanya distensi abdomen
· Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
· Auskultasi : terdengarnya bising usus
1. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentissampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat
2. Pemeriksaan sistematik
· Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan
· Perkusi : adanya distensi abdomen
· Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
· Auskultasi : terdengarnya bising usus
3. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
4. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badanmenurun
5. Pemeriksaan penunjang
6. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif
4. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badanmenurun
5. Pemeriksaan penunjang
6. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif
DI A G N O S A K E P E R A W A T A N
1. Devisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mualdan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan
INTERVENSI
Diagnosa 1
Devisit volime cairan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan output cairan yang berlebihan
Tujuan :
Devisit Cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balancairanseimbang
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur input dan outputcairan(balancairan). Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapicairan,pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberiancairan rendah sodium.
Diagnosa 2 :
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada.
Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien
1. Devisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mualdan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan
INTERVENSI
Diagnosa 1
Devisit volime cairan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan output cairan yang berlebihan
Tujuan :
Devisit Cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balancairanseimbang
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur input dan outputcairan(balancairan). Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapicairan,pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberiancairan rendah sodium.
Diagnosa 2 :
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada.
Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien
Diagnosa 3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun nonalkohol. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungisesuai indikasi.
Diagnosa 4 :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien.Beri kompres hangat pada daerah abdomen. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberiantherapi analgetik sesuai indikasi.
Diagnosa 5 :
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluargatidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui pendidikankesehatan. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
Diagnosa 6 :
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan.
Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak denganklien. Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkankeluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga untuk selalu mendampingi klien.
EVALUASI
1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh
3. Integritas kulit kembali normal
4. Rasa nyaman terpenuhi
5. Pengetahuan kelurga meningkat
6. Cemas pada klien teratasi.
ANALISA DATA
1. Sympton :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- konsistensi BAB cair
Etiologi :
Masuknya bakteri kedalam usus > Mengiritasi usus > Absorpsi terganggu > Peristaltic usus ↑ > Merangsang usus untuk mengeluarkan cairan berlebihan > Mencret > Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh
Problem :
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun nonalkohol. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi antifungisesuai indikasi.
Diagnosa 4 :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien.Beri kompres hangat pada daerah abdomen. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberiantherapi analgetik sesuai indikasi.
Diagnosa 5 :
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluargatidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui pendidikankesehatan. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
Diagnosa 6 :
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang menakutkan.
Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak denganklien. Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkankeluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga untuk selalu mendampingi klien.
EVALUASI
1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh
3. Integritas kulit kembali normal
4. Rasa nyaman terpenuhi
5. Pengetahuan kelurga meningkat
6. Cemas pada klien teratasi.
ANALISA DATA
1. Sympton :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- konsistensi BAB cair
Etiologi :
Masuknya bakteri kedalam usus > Mengiritasi usus > Absorpsi terganggu > Peristaltic usus ↑ > Merangsang usus untuk mengeluarkan cairan berlebihan > Mencret > Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh
Problem :
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit
2. Symptom :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- konsistensi BAB cair
Etiologi :
Masuknya bakteri kedalam usus > Mengiritasi usus > Absorpsi terganggu > Peristaltic usus ↑ > Merangsang usus untuk mengeluarkan cairan berlebihan > Mencret > Gangguan pola eliminasi BAB
2. Symptom :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- konsistensi BAB cair
Etiologi :
Masuknya bakteri kedalam usus > Mengiritasi usus > Absorpsi terganggu > Peristaltic usus ↑ > Merangsang usus untuk mengeluarkan cairan berlebihan > Mencret > Gangguan pola eliminasi BAB
Problem :
Gangguan pola eliminasi BAB
3. Symptom :
Ds :
- suami klien mengatakan istrinya tidak mau makan
Do :
- berat badan menurun
- BB awal : 55 Kg
- BB saat sakit : 52 Kg
- Klien lemah
Etiologi :
Masuknya bakteri kedalam usus > Fungsi usus terganggu > Peristaltic usus ↑ > Sari sari makanan terbuang melalui feces > Penyerapan nutrisi berkurang
Problem :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Symptom :
Ds :
- klien mengatakan kulit anus klien kemerahan dan perih
Do :
- kulit anus kemerahan
Etiologi :
Frekuensi BAB sering > Feses bersifat asam > Memudahkan terjaddinya iritasi > Potensial gangguan integritas kulit
Problem :
Gangguan integritas kulit
Gangguan pola eliminasi BAB
3. Symptom :
Ds :
- suami klien mengatakan istrinya tidak mau makan
Do :
- berat badan menurun
- BB awal : 55 Kg
- BB saat sakit : 52 Kg
- Klien lemah
Etiologi :
Masuknya bakteri kedalam usus > Fungsi usus terganggu > Peristaltic usus ↑ > Sari sari makanan terbuang melalui feces > Penyerapan nutrisi berkurang
Problem :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Symptom :
Ds :
- klien mengatakan kulit anus klien kemerahan dan perih
Do :
- kulit anus kemerahan
Etiologi :
Frekuensi BAB sering > Feses bersifat asam > Memudahkan terjaddinya iritasi > Potensial gangguan integritas kulit
Problem :
Gangguan integritas kulit
PROSES KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE
1. Diagnose keperawataan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit sehubungan dengan sekresi cairan yangberlebihan di tandai dengan :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
1. Diagnose keperawataan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit sehubungan dengan sekresi cairan yangberlebihan di tandai dengan :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- konsistensi BAB cair
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit dapat terpenuhi dengan kriteria :
- konsistensi BAB cair
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit dapat terpenuhi dengan kriteria :
- klien mengatakan BAB sudah jarang tidak mencret lagi dengan frekuensi BAB 1x / hari
- kelopak mata tidak cekung
- turgor kulit baik
- konsistensi feces lembek
- bising usus normal 12x / menit
Intervensi :
- observasi tanda-tanda vital
- anjurkan kepada keluarga klien untuk pemberian minum setiap klien BAB
- observasi tanda-tanda dehidrasi
Rasionalisasi :
- dengan mengobservasi tanda-tanda vital diharapkan dapat mengetahui keadaan umum klien sehingga dapat mempermudah melakukan tindakan selanjutnya
- dengan menganjurkan kepada keluarga klien untuk memberikan mnum setiap klien BAB diharapkan klien mau minum sehingga dapat mengganti cairan yang keluar
- dengan mengobservasi tanda-tanda dehidrasi diharapkan dapat mengetahui derajat dehidrasi klien
- dengan berkolaburasi dengan dokter untuk pemberian cairan intravena diharapkan dapat mengganati cairan yang keluar
- dengan memberikan therapy obat sesuai advice dokter diharapkan klien tidak muntah lagi
2. Diagnose keperawatan :
Gangguan pola eliminasi BAB sehubungan dengan absorpsi yang terganggu ditandai dengan :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- kelopak mata tidak cekung
- turgor kulit baik
- konsistensi feces lembek
- bising usus normal 12x / menit
Intervensi :
- observasi tanda-tanda vital
- anjurkan kepada keluarga klien untuk pemberian minum setiap klien BAB
- observasi tanda-tanda dehidrasi
Rasionalisasi :
- dengan mengobservasi tanda-tanda vital diharapkan dapat mengetahui keadaan umum klien sehingga dapat mempermudah melakukan tindakan selanjutnya
- dengan menganjurkan kepada keluarga klien untuk memberikan mnum setiap klien BAB diharapkan klien mau minum sehingga dapat mengganti cairan yang keluar
- dengan mengobservasi tanda-tanda dehidrasi diharapkan dapat mengetahui derajat dehidrasi klien
- dengan berkolaburasi dengan dokter untuk pemberian cairan intravena diharapkan dapat mengganati cairan yang keluar
- dengan memberikan therapy obat sesuai advice dokter diharapkan klien tidak muntah lagi
2. Diagnose keperawatan :
Gangguan pola eliminasi BAB sehubungan dengan absorpsi yang terganggu ditandai dengan :
Ds :
- klien mengatakan BAB mencret ± 3x di sertai muntah dan konsentrasi cair
Do :
- kelopak mata sedikit cekung
- turgor jelek
- bising usus 16x / menit
- konsistensi BAB cair
Tujuan :
Gangguan pola eliminasi dapat terpenuhi dengan kriteria :
- suami pasien mengatakan frekuensi BAB normal dengan konsistensi feces lembek
Tujuan :
Gangguan pola eliminasi dapat terpenuhi dengan kriteria :
- suami pasien mengatakan frekuensi BAB normal dengan konsistensi feces lembek
- kelopak mata tidak cekung
- bising usus normal
Intervensi :
- observasi frekuensi BAB
- anjurkan kepada suami klien untuk melakukan tirah baring klien
- berikan therapy sesuai advice dokter
Rasionalisasi :
- dengan mengobservasi frekuensi BAB diharapkan mengetahui perkembangan pola BAB klien dan dapat mempermudah melakukan tindakan selanjutnya
- dengan menganjurkan kepada keluarga klien tirah baring diharapkan menurunkan motilitas usus
- dengan memberikan therapy obat sesuai advice dokter diharapkan klien tidak sering BAB mencret lagi
- bising usus normal
Intervensi :
- observasi frekuensi BAB
- anjurkan kepada suami klien untuk melakukan tirah baring klien
- berikan therapy sesuai advice dokter
Rasionalisasi :
- dengan mengobservasi frekuensi BAB diharapkan mengetahui perkembangan pola BAB klien dan dapat mempermudah melakukan tindakan selanjutnya
- dengan menganjurkan kepada keluarga klien tirah baring diharapkan menurunkan motilitas usus
- dengan memberikan therapy obat sesuai advice dokter diharapkan klien tidak sering BAB mencret lagi
3. Diagnose keperawatan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan penyerapan usus terganggu ditandai dengan :
Ds :
- suami klien mengatakan istrinya tidak mau makan
Do :
- berat badan menurun
- BB awal : 55 Kg
- BB saat sakit : 52 Kg
- Klien lemah
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria :
- Suami klien mengatakan istri klien mau makan
- Berat badan meningkat
- Klien segar
- Porsi makan habis 1 mangkok / 1 porsi
Intervensi :
- Anjurkan pada klien pemberian makanan sedikit tapi sering
- Sajikan makanan yang menarik
- berikan makanan sesuai diit klien
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan penyerapan usus terganggu ditandai dengan :
Ds :
- suami klien mengatakan istrinya tidak mau makan
Do :
- berat badan menurun
- BB awal : 55 Kg
- BB saat sakit : 52 Kg
- Klien lemah
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria :
- Suami klien mengatakan istri klien mau makan
- Berat badan meningkat
- Klien segar
- Porsi makan habis 1 mangkok / 1 porsi
Intervensi :
- Anjurkan pada klien pemberian makanan sedikit tapi sering
- Sajikan makanan yang menarik
- berikan makanan sesuai diit klien
Rasionalisasi :
- dengan menganjurkan pemberian makanan sedikit tapi sering diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
- dengan menyajikan makanan yang menarik diharapkan klien tertarik untuk makan
- dengan memberikan makanan sesuai diit diharapkan terhindar dari makanan yang dapat membuat klien mencret
4. Diagnose keperawatan :
Gangguan integritas kulit sehubungan dengan frekuensi BAB sering ditandai dengan :
Ds :
- klien mengatakan kulit anus klien kemerahan dan perih
Do :
- kulit anus kemerahan
Tujuan :
Gangguan integritas kulit dapat terpenuhi dengan kriteria :
- suami klien mengatakan kulit di daerah anus klien tidak kemerahan lagi
Intervensi :
- anjurkan pada suami klien untuk mengganti pakaian setiap klien BAB
- anjurkan pada klien untuk pemberian cream ruam popok
Rasionalisasi :
- dengan menganjurkan mengganti pakaian setiap klien BAB diharapkan mengetahui dapat memberikan rasa nyaman pada klien dan mengurangi resiko integritas kulit
- dengan menganjurkan pemberian cream ruam popok diharapkan dapat mengurangi kemerahan dan lecet pada kulit daerah anus klien
Semoga Materi ini Bermanfaat Bagi Setiap Pembaca
Created By.
Sarrah’Saherra Actinidia chinensis
- dengan menganjurkan pemberian makanan sedikit tapi sering diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
- dengan menyajikan makanan yang menarik diharapkan klien tertarik untuk makan
- dengan memberikan makanan sesuai diit diharapkan terhindar dari makanan yang dapat membuat klien mencret
4. Diagnose keperawatan :
Gangguan integritas kulit sehubungan dengan frekuensi BAB sering ditandai dengan :
Ds :
- klien mengatakan kulit anus klien kemerahan dan perih
Do :
- kulit anus kemerahan
Tujuan :
Gangguan integritas kulit dapat terpenuhi dengan kriteria :
- suami klien mengatakan kulit di daerah anus klien tidak kemerahan lagi
Intervensi :
- anjurkan pada suami klien untuk mengganti pakaian setiap klien BAB
- anjurkan pada klien untuk pemberian cream ruam popok
Rasionalisasi :
- dengan menganjurkan mengganti pakaian setiap klien BAB diharapkan mengetahui dapat memberikan rasa nyaman pada klien dan mengurangi resiko integritas kulit
- dengan menganjurkan pemberian cream ruam popok diharapkan dapat mengurangi kemerahan dan lecet pada kulit daerah anus klien
Semoga Materi ini Bermanfaat Bagi Setiap Pembaca
Created By.
Sarrah’Saherra Actinidia chinensis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar